Rabu, 28 Oktober 2009

Tamu Special dari Nabi

Berlalu sudah hari bahagia yang lama telah kurancang dalam hidup. Melihat album yang terpajang, membuatku melangkan ke bulan itu. akhir bulan yang penuh sejarah. Adalah pernikahan kami yang juga dihadiri oleh tamu-tamu orang tua, teman, dan kolega. Semua mengucapkan doa dan selamat. Sungguh membahagiakan.
Namun, ada kesan tersendiri yang paling indah. Padahal pernikahan seharusnya senyum bahagia yang diingat. tapi, mata ini selalu ingin menumpahkan airnya saat ingat syahdu di malam pernikahan. Mengingat sekelompok undangan khusus, dan paling spesial diantara semua tamu malam itu, yang paling aku nantikan kehadirannya. Mereka datang bersama pengasuhnya yang telah kami undang sehari sebelumnya. Mungkin aneh bagi beberapa tamu yang melihat kehadiran mereka saat itu. Dari segi tampilan, jelas pakaian mereka tak seresmi para tamu lain. Mungkin karena malam, jadi yang datangnya putra aja. Mereka menggunakan baju koko dan peci serta bawan celana sederhana. Saat aku tau mereka memasuki tenda menuju kursi tamu, pemandangan itu seketika menyodok nurani dan menggetarkan. ah, rasanya kehadiran mereka menghilangkan rasa sombong dan ujub. malu diri ini melihat ketawaduan yang mereka gelar di acara ini sebagai dekorasi yang tulus. Lalu, aku tak bisa membendung air mata.
Ahh.... ingatanku berlari menuju rasul. "Rasul, apakah ini yang pernah engkau sabdakan??? undanglah anak yatim dan dhuafa dalam pesta pernikahan... agar barokah dan menjadi di cukupkan"
Benar sekali Nabi mengatakan begitu... Merka adalah undangan yang dipesan Nabi pada kita di dalam acara2 seperti ini. Sungguh tenang ketika bisa menjamu mereka, menjadikan mereka undangan paling VIP dalam acara kita. Bukan hanya tamu undangan berkelas saja yang memenuhi daftar tamu kita, namun aura mereka yang membuat buku tamu semakin semerbak aroma tawadu.
Dan yang paling merasakan dampaknya adalah ibu waktu itu, beliau menjadi semakin paham betul, undangan kemarin dan acara kemarin telah dicukupkan Allah dengan caraNya. dan kita tak bisa menduga dari mana datangnya. Makanan juga tak bersisa banyak dan mubadzir. Allah telah atur semuanya. Kita tinggal manut dan besedia saja untuk diarahkan Tuhan.
Nanti Dia yang akan menggerakkan.

Maturnuwun ya Allah... shalawat padamu Nabi Mulia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar