Kamis, 29 Oktober 2009

Izzah seorang dinda

Kilas balik adegan2 teaterikal hasil Inspirasi sebuah operet islami yang dikemas life dan film.

Dinda, seorang mahasiswi Ilmu komunikasi jurnalistik, sangat mendalami dunia berita. Minatnnay menjadi seorang wartawan handal dibuktikan dengan karya2 jurnalisme yang memikat. sejak SMU karya2nya menjadi fokus berita di sekolahnya. HIngga sewaktu ia kuliah, ia bergabung dengan sebuah statiun televisi swasta yang cukup besar di negerinya dan menjadi seorang reporter. Pekerjaan ini sunggguh sangat menarik minatnya, terlebih idealisme seorang wartawan rupanya telah mengakar dalam dirinya. Inilah yang membuatnya terus berjuang meliput berbagai berita. Di sisi lain, idealismenya sebagai seorang aktivis perempuan menggejolak ketika melihat peristiwa sosial yang kerap hadir dalam pemandangan nurani wartawannya.
Berbagai berita kebanyakan tak berpihak pada perempuan. Mereka yang tak punya kekuasaan baik secara moril dan materiil menjadi bagian terdeskriditkan dari masyarakat normal. secara riil, kasus TKW yang tak urung justru wanitalah yang menjadi korban utama. Tapi publik dan orang2 yang seharusnya bertanggung jawab malah tak memberikan dukungan bahkan membunuh harapan mereka untuk menjadi lebih baik lagi. Baginya, perempuan haruslah punya aset yang baik untuk mengangkat derajat sesama mereka, tentu saja untuk hal1 yang positif.
Melihat kenyataan itu, ia sadar penuh, bahwa menjadi seorang wartawan wanita yang mandiri dan handal rupanya bisa disumbangkan untuk kemaslahatan semua kondiri tak wajar ini. Itulah sebabnya ia pun tak pernah merasa puas dengan karya2nya selama ini. ia ingin sekali membuat dunia tau bahwa beginilah seharusnya seorang perempuan itu. Mereka di hormati di sala lini kehidupan. Namun bukan disanjung tanpa status yang jelas, popularitas bohong yang disematkan di tubuh2 telanjang wanita yang diobral di etalase murahan kelas atas katanya. Idealisnya yang tinggi untuk mengubah kaumnya menjadi yang tak mudah diombang ambingkan dalah konspirasi bisnis modern inilah yang membuatnya tak kenal lelah menjadi kuli tinta super women. hehe... mungkin terlalu berlebihan jika dibilang super women. Dinda tetaplah manusia, yang memiliki sense emosional tinggi dan mudah tersentuh. bahkan ia sendiri terkadang aneh melihat dirinya, kenapa setiap meliput berita jiwanya ikut haru, ruhnya seakan pergi mengikuti kejadian sebenarnya di depan notebook dan microphone nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar