Minggu, 28 Februari 2010

Merantau ke Negeri Perantau

Berkas2 selesai aku copy, bahkan ayah sendiri yang pergi ke tempat fotocopy. Surat Tugas untuk bekerja di sebuah perusahaan Logistik Milik Negara ini, seperti

ekstas...

Malam itu aku mabok. Setelah sekian lama tak ku sambangi dunia penuh kenikmatan itu. Aku membumbung melewati ribuan suasana. Aku begitu ingin sampai, pada suatu tempat yang sungguh sangat indah, melebihi rasanya

Sabtu, 27 Februari 2010

Alat baru di rumah euy....

Haha.. dunia serasa masuk ke dalam kamar. Hmmm... alat ini rupanya membuat penglihatan terasa lebih jauh menerawang jauh ke ujung dunia. Ini masih ciptaan manusia, apalagi kecanggihan Sang Maha Mencipta. Wahhh kaya gmn ya aksesnya pasti cuepetnya ga lagi pake itungan MBPS atau koma MBPS, wah itu masih kelewat lama ketimbang kecepatan melihat dan merekam segala yang terjadi di alam yang Ia ciptakan. Bukan hanya itu saja, sistem link yang dibanygunNya. Wah... coba bayangkan, sistem logistik terhadap penyaluran rezeky bisa berlangsung sekian waktu yang teramat sangat pendek. Bahkan semua catatan tentang investasi menuju akhirat tercatat sangat rapi di chip2 yang melebihi segala chip tercanggih abad puluhan tahun nanti...

Selasa, 23 Februari 2010

Merasa sendiri

Mendung menggantung di langit kota. wajah abu kemudian menyelimuti, penuh seluruh. Hujan seperti tamu yang masih dalam perjalanan. Sementara manusia2 menyambutnya dengan mempersiapkan diri. Para Pedagang Kaki lima memberesi dagangannya. Semua sibuk dengan aktivitasnya masing2. Sementara Seorang anak kira2 sebelas tahunan, hanya diam memandangi sekelilingnya yang semakin riuh. Apalagi saat titik2 hujan mulai menyapa bumi. Masih jam 3 sore. Tapi karungnya masih separoh, dan hujan akan segera mengguyur.
Dia terus saja mematung di bawah tiang telephon yang mulai tergusur oleh operator seluler itu. Yang tak kreatif tak akan dapat tempat di zaman ini. begitulah kehidupan, terlebih di kota yang semua orang mulai menjadi autis bagi sekitarnya.
Ical, bocah setengah kumal itu tak juga beranjak meski hujan deras menyiram, karena ia sudah janji akan menemui adiknya di tempat ini. Biasanya, kalo berpindah tempat, adiknya akan sedikit bingung dan bisa2 tiga hari lagi mereka bisa ketemu. Seperti perkara beberapa minggu lalu, Ical terpaksa tak memungut sampah di daerah biasa, dia juga tak konsen mencari botol bekas gara2 adiknya belum ketemu. Ternyata adiknya juga mencari dan mereka bertemu di stasiun

Senin, 22 Februari 2010

Menengok realitas mewujudkan mimpi


Bahkan banyak sekali hal yang ingin diwujudkan. Sebenarnya ke mana arah cita ini? menyukai dunia seni ternyata membuat diri menjadi bingung dan tak tentu arah. Seni sebenarnya bakat yang diberikan Tuhan, sehingga kita yang dapat memanfaatkan dengan baik,otomatis menjadi jawara di dalam sebuah komunitas itu.
Tapi sekarang jalan sudah mulai berbelak belok tak karuan. Seni bahasa dan kemampuan menciptakan gaya bahasa ternyata tak lantas membawa kita pada ahli bahasa yang dapat bermanfaat. Lingkungan sangat mempengaruhi, mendukung atau tidak, memberi semangat atau justru mengolok apa yang kita lakukan.
Tamanam memiliki musimnya sendiri untuk tumbuh, dan memiliki kecocokan akan suhu dan kondisi tanah. Tak semua tanaman dapat tumbuh di berbagai keadaan termasuk kadar keasaman air. Begitupun dengan species lain, mereka memiliki daerahnya masing2. Tak semua benua dapat menjadi endemis bagi komodo. Begitupun burung jalak, mereka banyak mengincar daerah tropis yang kaya akan makanan, seperti biji2an, buah dan aneka jenis binatang melata kecil yang lezat.
Kadar keadaan masing2 benda ternyata telah diletakkan oleh Tuhan sedemikian rupa. Makhluk2 hanya mengikuti petunjuk Tuhan saja dan ia akan mendapat keadaan yang sesuai dengan bakatnya. Kurasa manusia juga begitu. Berusaha berada d posisi yang sedemikian rupa, tinggal apakah dia bisa mendengar suara Tuhan dalam menuntunnya ataukan terlalu bising oleh suara sekitarnya yang kadang lebih menawarkan kemerduan sesaat

mengizinkan diri untuk nulis

Ok, kali ini aku mengizinkan diriku sendiri untuk menulis. Udah gerah hanya jadi pembaca, apalagi penonton akrobatik manusia2 di atas pentas eksistensi ini. Pengen jadi pemain yang sesungguhnya dan sekaligus menjadi pemenang. Jangan lama2 duduk di kursi penonton jika namamu ingin tercatat dalam sejarah.
Tokoh AA Gym, akhirnya tercatat juga dalam sejarah. Buktinya, buku sejarah perkembangan Islam milik anak SD menuliskan namanya sebagai manusia yang juga turut menggerakkan roda sejarah islam.
Film Queen Sun Dook, sejarah adalah hal yang sangat penting, sehingga semua cita2 ujungnya hanya satu. Ingin tercatat dalam sejarah. Untuk mendapat pengakuan sejarah, banyak yang harus dilakukan. Perjuangan dan pengorbanan bahkan tak henti dilakukan, demi mengubah zaman dan ambisi mencatatkan namanya dalam sejarah.
dan Scripta manen verba volant, adalah kalimat yang menusuk bahwa tulisan adalah bagian sejarah yang sangat krusial.
Maka, jangan ragu untuk mengizinkan diri ini menulis. Berikan waktu sebanyak mungkin agar dapat memasak huruf hingga menjadi tulisan yang lezat dan sarat makna

Rabu, 17 Februari 2010

komunitas

Memiliki hal yang menggembirakan adalah saat kita dibutuhkan oleh orang lain. Kita bener2 menjadi bagian dari mereka dan eksis dalam komunitas itu. Saat semua itu tak terjadi dalam diri kita, maka kita seolah2 sendiri diantara lingkungan yang luas ini.

Selasa, 16 Februari 2010

Maen Farm Villle teruss....


Wah, gawat jadi kecanduan maen Farm Ville nie... tiap kali buka Facebook jadi pengennya cek kebon terus, dah panen blm ya, pengen beli ini beli tu, pengen ngumpulin coin banyak2, pengen dapet poin yang gede terus naek level deh... hmmm... pengen ngatur2 lokasi kebon pribadi, seolah2 berada dalam kawasan pribadi aja.

Minggu, 14 Februari 2010

Nyaman Di Rumah

Aku ingin mengganti sepatu jalanku,
dengan sendal rumah yang nyaman,
agar kaki yang berdarah oleh duri rumput jalanan
menjadi pembayar surga di rumahku

(aku: dari berbagai sumber)
Hmm.. sekarang semakin merasakan bahwa rumah adalah tempat menenangkan diri. Tempat kita menyandarkan diri dari penatnya dunia yang bergejolak. Tempat berteduh dari hujan, dari terik di kala mentari sedang tak bersahabat, dan saat cuaca menjadi pemburu yang liar. Dan tempat menambatkan hati yang lelah oleh fakta di luar sana. Ternyata menjadi bagian dari rumah adalah saat yang paling berharga.
Membagun rumah, bukan hanya fisiknya semata, namun juga interior yang terkadang membuat kita tak menyadari sepenuhnya. ini bukan hanya interior fisik, namun ruh yang menjadi interior rumah sangatlah penting.

Jumat, 12 Februari 2010

VISI

aku tak sekadar itu

aku ora mung sadermo kuwi...
linuwih saka sing samono uga...
banjire segara lan telaga uga ora...
Yen tho mbulan terango koyo srengenge... aku ora sadermo iku..

ambisi lan panyawang linuwih gede saka sak mung sadermo iku...
dhedheting bumi wayah wengi tanpo mbulan lan padange ndonya terik terik...
isih adhoh soko prakiraanmu.
Seksenono, yen ranggalawe iso mbabat kamunafikan lan tindak ora patut..
Mongko dhelengen iki, putune uga bakal maju ngalawan kang pepeteng ing tengah awan...

mazhab cinta

Malam sudah larut, dinihari sudah hampir, angin dingin sahara berhembus dalam kesepian. Bukit2 batu, rumah2 tanah, pepohonan semua tak bergerak; berdiri kaku dalam rangkaian silhuet. Tapi ditengah Masjidil Haram, seorang pemuda berjalan mengitari ka’bah sambil bergantung pada tirainya. Matanya menatap langit yang sunyi. Tak seorang pun berada disitu, kecuali Thawus Al-Yamani, yang menceritakan peristiwa ini kepada kita.

Thawus mendengar pemuda itu merintih:

Tuhanku, gemintang langit-Mu telah tenggelam

Semua mata makhluk-Mu telah tertidur

tapi pintu-Mu terbuka lebar, buat pemohon kasihmu.

Aku datang menghadap-Mu memohon ampunan-Mu

kasihilah daku

perlihatkan padaku wajah kakekku Muhammad SAAW pada mahkamah hari kiamat. (kemudian ia menangis)

Demi kemuliaan dan kebesaran-Mu Maksiatku tidaklah untuk menentang-Mu

Kala kulakukan maksiat kulakukan bukan karena meragukan-Mu

bukan karena mengabaikan siksa-Mu

bukan karena menentang hukum-Mu

Kulakukan karena pengaruh hawa nafsuku

dan karena Kau ulurkan tirai untuk menutub aibku.

Kini siapakah yang akan menyelamatkan aku dari azab-Mu

kepada tali siapa aku akan bergantung,

kalau Kau putuskan tali-Mu malang nian daku

kelak ketika bersimpuh dihadapan-Mu

kala si ringan dosa dipanggil : jalanlah! kala siberat dosa dipanggil : berangkatlah!

Aku tak tahu apakah aku berjalan dengan si ringan atau dengan si berat.

Duhai celakalah aku bertambah umurku dan bertumpuk dosaku

tak sempat aku bertobat kepada-Mu

sekarang aku malu menghadap pada-Mu. (ia menangis lagi)

Akankah Kaubakar aku dengan api-Mu wahai Tujuan segala kedambaan lalu,

kemana harapku kemana cintaku

Aku menemui-Mu dengan memikul amal buruk

dan hina diantara segenap makhluk-Mu tak ada orang sejahat aku. (ia menangis lagi)

Mahasuci Engkau

Engkau dilawan seakan-akan engkau tiada

Engkau tetap pemurah seakan-akan Engkau tak pernah dilawan

Engkau curahkan kasih-Mu kepada makhluk-Mu seakan-akan Engkau memerlukan mereka

padahal Engkau wahai Junjunganku tak memerlukan semua itu. (Kemudian ia merebahkan diri bersujud)

Thawus bercerita: Aku dekati dia. Aku angkat kepalanya dan kuletakan pada pangkuanku. Aku menangis sampai airmataku membasahi pipinya. Ia bangun dan berkata, “Siapa yang menggangu dzikirku?” Aku berkata, “Aku Thawus, wahai putra Rasulullah. Untuk apa segala rintihan ini? Kamilah yang seharusnya berbuat seperti ini, karena hidup kami bergelimang dosa. Sedangkan ayahmu Husain bin Ali, ibumu Fathimah Az-Zahra dan kakekmu Rasulullah SAAW. Ia memandangku seraya berkata,”Keliru kau Thawus. Jangan sebut-sebut perihal ayahku,ibuku dan kakekku. Allah menciptakan surga bagi yang menaati-Nya dan berbuat baik, walaupun ia budak dari Habsyi. Ia menciptakan neraka buat yang melawan-Nya walaupun ia bangsawan Qurasy. Tidakkah engkau ingat firman Allah-Ketika sangakala ditiup, tidaklah ada hubungan lagi diantara mereka hari itu dan tidak saling tolong-menolong. Demi Allah esok tidak ada yang bermanfaat selain amal shaleh yang telah engkau lakukan.”

Yang diceritakan Thawus dalam riwayat ini tidak lain Imam Ali Zainal Abidin as. Imam keempat dalam rangkaian imam Ahli Bait Al-Mushtafa yang terkenal sebagai As-Sajjad, yang banyak bersujud. Doa-doanya dikumpulkan dalam ah-Shahifah As-Sajjadiyah; berisi kalimah-kalimah yang indah dan mengharukan. berbeda dengan doa doa yang biasa kita ucapkan, doa-doa As-Sajjad lebih merupakan ‘percakapan ruhaniyah’ dengan Allah SWT.

Doa-doa yang biasa kita baca biasanya berisi perintah2 halus kepada Allah SWT seperti “ya Allah, berilah daku rizki, panjangkan usiaku, naikkan pangkatku, dll”. Doa diatas berisi kesadaran akan kehinaan diri dan kemuliaan Allah, kemaksiatan diri dan kasih sayang Allah. Doa-doa As-Sajjad lebih mirip rintihan ketimbang permohonan. Kalimah-kalimahnya lebih mirip hubungan cintakasih antara hamba dengan Tuhan, ketimbang hubungan kekuasaan.

Ada dua cara memandang Tuhan. Kita dapat memandang Dia sebagai Zat yang jauh dari kita, berbeda sama sekali dengan kita,memiliki sifat mukhalafat lil-hawadits, mempunyai jarak dengan makhluk-Nya. Inilah Tuhan transenden dalam pandangan para filsuf dan ahli kalam. Kita juga dapat melihat Dia sebagai Zat yang lebih dekat dengan kita dari urat leher kita, selalu beserta kita, kemanapun wajah kita menghadap, disitulah wajah Allah berada. Inila Tuhan yang immanen dalam pandangan para wali-Nya. Inilah Tuhan dalam pandangan Ahli Bait. Inilah Tuhan dalam doa Ahli Bait.

Jika para filsuf berkata “Agama itu akal, tiada agama bagi orang yang tiada akal”, maka Imam Baqir as (Imam kelima Ahli Bait) berkata “Agama itu cinta, dan cinta itu agama.” Bila para filsuf sibuk menajamkan akalnya untuk menjelaskan sifat-sifat Tuhan (dan dipastikan mereka akan pusing), maka para Imam Ahli Bait membimbing para pengikutnya untuk membersihkan hatinya agar dapat menyaksikan keindahan-keindahan sifat Tuhan. Tujuan para filsuf adalah makrifat (pengenalan), dan tujuan Ahli Bait Al-Mushtafa adalah mahabbat (cinta). Pernah seorang darwis (sufi) bertanya kepada Imam Ali as berkenaan dengan derajat para pecinta-Nya. Beliau as berkata,” Derajat kecintaan paling rendah ialah memandang kecil ketaatanya dan memandang besar dosanya. Ia mengira tidak ada orang disiksa seperti dia baik didunia maupaun diakhirat.” Mendengar itu sang darwis pun pingsan. Ketika sadar lagi, ia bertanya,”Adakah derajat-derajat lain diatas itu.” Imam Ali as menjawab, “Ada. tujuh puluh derajat lagi.” Perjalanan beragama sesungguhnya tidak lain dari perjalanan seorang hamba menggapai derajat demi derajat itu, sampai ke derajat yang paling dekat dg Dia. Dalam seluruh perjalannya itu, cinta Allah menjadi sumber energinya. Imam Ali as melukiskan cinta kepada Allah dengan indahnya : Cinta kepada Allah itu laksana api apapun yang dilewatinya akan terbakar. Cinta kepada Allah itu laksana cahaya apapun yang dikenainya akan bersinar. Cinta kepada Allah itu langit apapun yang dibawahnya akan ditutupnya. Cinta kepada Allah itu laksana angin apapun yang ditiupnya akan digerakkannya. Cinta kepada Allah itu laksana air dengannya Allah menghidupkan segalanya. Cinta kepada Allah itu laksana bumi dari situ Allah menumbuhkan segalanya. Kepada siapa yang mencintai Allah, Dia berikan kekuasaan dan kekayaan.

‘Al-Mulk’ (kekuasaan) dan ‘al-milk’ (kekayaan) diberikan Allah kepada kekasih-Nya. Kata lain kekuasaan adalah ‘wilyah’, yang juga berarti kecintaan. Mazhab Ahli Bait ditegakkan diatas prinsip wilayah : Kekuasaan hanya boleh dipegang oleh orang-orang yang dicintai Allah. Imam Ali as adalah waliyullah. ke-waliyannya tidak diragukan lagi. Dia dicintai Allah, maka Rasulullah SAAW (sholallahu ‘alaihi wa alihi wassalim) pun sangat mencintainya.

Ummul mukminin ‘Aisyah menceritakan saat-saat terakhir Rasulullah SAAW. Beliau SAAW berkata “Panggilkan kekasihku.” Orang2 memanggil Abu Bakar. Beliau hanya memandang kepadanya dan meletakkan kepalanya lagi. Beliau berkata lagi,”Panggilkan kekasihku.” Orang2 memanggil Umar. beliau memandangnya dan meletakkan kepalanya. Beliau berkata ,”Panggilkan kekasihku.” Orang-orang memanggil Ali. Ketika Nabi SAAW melihat Ali, beliau memasukkan Ali keselimutnya. Tiada henti-hentinya Rasulullah SAAW memeluk Ali hingga menghembuskan nafasnya yang terakhir dan tangan beliau berada diatas tangannya.

Secara terbuka Nabi SAAW mengumumkan bahwa Ali adalah orang yang mencintai Allah dan dicintai Allah. “Besok akan kuserahkan bendera ini kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai Allah dan Rasul-Nya. Allah akan memberikan kemenangan kepadanya,” kata Rasuullah SAAW pada perang Khaibar. Bendera itupub diserahkan kepada Imam Ali.

Anas bin Malik, khadam Rasulullah SAAW bercerita: Nabi SAAW mendapat hadiah daging burung. Beliau berdoa,” ya Allah, datangkanlah orang yang paling Engkau cintai supaya ia makan burung ini bersamaku.” Kemudian datanglah Ali. “Aku tolak dia.” kata Anas.Ia datang lagi, dan kutolak lagi. Ia datang lagi dan kutolak lagi. Ali masuk pada ketiga atau keempat kalinya. Nabi SAAW berkata kepadanya,”Apa yang menahanmu untuk datang kepadaku?” Ali menjawab,”Demi Yang Mengutusmu dengan hak sebagai Nabi. Aku mengetuk pintu tiga kali, tapi Anas selalu menolaknya.” (at-Turmudzi)

Perjalanan menuju kecintaan kepada Allah harus dimulai dengan mencintai Rasulullah SAAW, manusia yang paling dicintai Allah SWT. Tapi sebelum memasuki kecintaan kepada Rasulullah SAAW, kita harus mencintai orang yang paling dicintai Rasulullah SAAW (sebuah logika yang logis). Bukankan Nabi SAAW pernah berdoa,”Cintailah Allah atas nikmat-Nya kepadamu. Cintailah aku karena kecintaan kepada Allah. Dan cintailah Ahli Baitku karena kecintanmu kepadaku.” Allah berfirman,”Katakanlah (olehmu Muhammad) aku tidak meminta upah dari kalian kecuali kecintaan kepada keluargaku.” (Al-Quran)

Pintu pertama untuk mencintai Allah adalah mencintai Ahli Bait Nabi. Tidak perlu disebutkan lagi bahwa Nabi SAAW tentu saja adalah orang yang paling mencintai Allah. Beliau-lah pembawa risalah. Seluruh hidupnya merupakan bagian tak terpisakan dari Firman Tuhan. Untuk memasuki kota Nubuwwah, kita harus me- masuki pintunya. Dan pintu itu adalah kecintaan kepada Imam Ali as. Lewatnya lah kita bisa mengetahui ciri-ciri orang munafik. “Tidak mencintai-mu,hai Ali, kecuali orang mukmin. Dan tidak membencimu kecuali orang munafik.” Sabda Rasulullah SAAW (Shahih Muslim). Tidak mengherankan kalau kecintaan kepada Ahli Bait telah mempersatukan kaum muslimin, apapun mazhabnya.

Al-Zamakhsyari, sufi pengikut mazhab mu’tazilah menggubah puisi dengan sangat indahnya:

Sudah banyak kebimbangan dan ikhtilaf

Semua menyatakan mazhabnya yang paing benar.

Kupegang teguh kalimah ‘La ilaha illallah’

dan kecintaan kepada Ahmad dan Ali.

Beruntung Anjing karena mencintai Ashhabul Kahfi

mana mungkin aku celaka karena mencintai keluarga Nabi.

Imam Syafi’i juga memberikan hujjahnya tentang kecintaanya kepada Ahli Bait Nabi dengan puisinya: Wahai Ahli Bait Rasulullah, kecintaan kepadamu Allah wajibkan atas kami dalam Al-Quran

yang diturunkan Cukuplah tanda kebesaranmu tidak sah sholat tanpa salawat kepadamu.

Kecintaan kepada Imam Ali as secara khusus dan kecintaan kpd Ahli Bait secara umum adalah dasar utama untuk mencintai Allah dan Rasul-ya. Karena seluruh alam semesta ini sebetulnya bergerak menuju Allah untuk meraih kecintaan-Nya, maka Allah mewajibkan kecintaan kepada Allah bagi semuanya. Boleh jadi riwayat Anas bin Malik ini harus dipahami seara metaforis. Pada suatu hari Imam Ali as memberi Bilal satu dirham untuk membeli semangka. Ketika semangka itu dibelah, dan mereka makan sedikit dan terasa pahit. Imam Ali as berkata,”Kembalikan semangka ini kepada penjualnya. Rasulullah SAAW pernah bersabda “Sesunggunya Allah mewajibkan manusia, pepohonan, buah-buahan, biji-bijian untuk mencintaimu. Siapa yang memenuhi perintah mencintaimu, ia akan menjadi bagus dan manis. Siapa yang tidak mencintaimu, ia akan menjadi buruk dan pahit. Aku kira semangka ini termasuk yang menolak mencintaiku.”

Mazhab Ahli Bait memilih perjalanan mereka kekota ilmu Rasulullah SAAW dan seterusnya keistana kecintaan Allah, melalui pintu kecintaan kepada Imam Ali as. mengapa? karena Imam Ali dan Ahli Baitnya memberikan cara mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan seluruh perilakunya. Imam Ali lah sebagai gurunya fikih para Imam mazhab empat. Dari Imam Ali turun kepada Muhammad Al-Hanafi (putranya) dan Abdullah bin Abbas. Dari keduanya lahir pula Imam Hanafi dan seterusnya Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Hambali. Imam Ali as pula sebagai gurunya para Sufi. Dari beliau as lahir pribadi macam Imam Husain as, Imam Ja’far as, dan Hasan Al-Basri. Tidak pelak lagi ketiganya adalah pendekar2 dalam bidang tasawuf. Dari Imam Ali dan kemudian dari para Imam Ahli Bait Al-Mushtafa, kita belajar mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mereka adalah bintang yang memberikan keamanan kepada penduduk bumi. Mereka adalah perahu nabi Nuh as, siapa yang menaikinya akan selamat,dan siapa yang meninggalkannya akan tenggelam (al-Hakim). Mereka adalah salah satu dari dua pusaka, siapa yang berpegang teguh kepadanya tidak akan tersesat. Terakhir, mari kita lihat salah satu doa dari Imam Ali as yang juga sama indah nya dengan doa-doa Imam Ali as lainnya.

ya Allah, Junjunganku, Pelindungku, Tuhanku Sekiranya aku dapat bersabar menanggung siksa-Mu, mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dari-Mu. dan Sekiranya aku dapat bersabar panas api-Mu, mana mungkin aku dapat bersabar untuk tidak melihat kemulian-Mu. mana mungkin aku tinggal neraka padahal harapanku hanya maaf-Mu.

Demi kemulian-Mu wahai Junjunganku dan Pelindungku, aku bersumpah dengan tulus, Sekiranya Engkau biarkan aku berbicara disana, ditengah penghuninya, aku akan menangis tangisan mereka yang menyimpan harapan aku akan menjerit jeritan mereka yang menyimpan pertolongan aku akan merintih rintihan rang yang kehilangan.

Sungguh, aku akan menyeru-Mu dimanapun Engkau berada Wahai pelindung kaum mukminin Wahai Tujuan harapan kaum arifin Wahai Pelindung kaum yang memohon perlindungan Wahai Kekasih kalbu para pecinta kebenaran Wahai Tuhan seru sekalian Alam.
(sumber : jalaludin rahmat)

Terserah antum.... Ini visi ana!!!

Menyebut nama Allah yang Maha Kasih dan Maha Sayang. Yang menguasai Alam Semesta, Yang Menghidupkan dan Mematikan. Yang mengurus, dan mengetahui segala sesuatu. Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.
Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad, Nabi terakhir yang rindu selalu pada umatnya. Allahuma shali'ala Muhammad wa ali muhammad. dan keluarganya yang disucikan.
Sesuangguhnya apa yang dipegang dari manusia? tentu saja perkataannya.

Kamis, 11 Februari 2010

Eksistensi dan manusia

Dari mana memulai tulisan ini. Dimulai dari mana sebuah rasa bisa dibahasakan. Sembilan tahun yang lalu, aku mulai tau dunia ini tak ingin sendirian hidup. masing2 diantaranya mencari perlindungan. Dan sama denganku, aku juga mencari perlindungan atas eksistensiku berada di sini. atas apa aku hidup? Maka aku menjelajahi dunia pengejawantahan diri melalui berbagai ruangan, kota2 yang kutempuh dan perbandingan idealisme yang selalu berjalan bersama pemikiran dan persembahan pada dunia.
Masa kecil, dunia kanak2 yang juga penuh ambisi, ingin menjadi yang terbaik dalam dunianya. Berlatih seni, karate dan banyak hal. Mengatasi remaja dengan mencari jatidiri lewat lembaga2 yang bagiku sangat esensial menciptakan remaja argumentatif di kalangan sekitarnya. Lalu seorang guru berkarakter membukakan sebuah pintu dengan idealisme baru, aku menyukai dunia jurnalisme. Mencari dan berburu berita untuk bisa kuberikan pada sekitar, bagiku ini wujud pengejawantahan yang super canggih. Sehingga aku terpaut di ruangan itu hingga kini, meski sekarang yang terpaut hanya otakku dan hatiku. Tapi tak apa2, bagiku ini kemerdekaanku yang sesungguhnya. Aku bangga punya idealisme,dan masih hidup dalam nyawaku.
Pencarian tak berhenti, tampaknya Sang aku tak mau diam di satu ruang. Ada yang lebih indah, yang menawarkan kesejatian. Saat semua menjadi tak ada apa2nya ketimbang rasa yang baru tersibak. Oh...Dia mengenalkan DiriNYA. Melalui jalanan panas yang kususri sendiri, terkadang penuh penyesalan, kenapa aku tak seberuntung teman lain yang pulang pergi dengan kendaraan pribadi. Paling tidak bisa meloloskanku dari jeratan satpam sekolah bila sudah waktu bel. Dan bisa bermain sesukanya. Ternyata Tuhan menemani langkah di sepanjang jalan ini. OOhhh sangat indah masa itu, derai2 tak ada bedanya dengan tertawa lepas yang menggembirakan. Ternyata coklat dan air mata tak jauh beda, sama2 manis dan menenangkan. Tp yang ini lebih melegakan jiwa.
Maka dari itu, aku katakan dengan lugas bahwa hari ini kusudahi saja semua yang tak berhubungan dengan WAJAh Agung itu. meski badan seperti lunglai, tapi nyawaku tak mau sudah. Maju dan maju. Sepanjang jalan seperti penuh bisikan dari langit.


LARIIII
aku ingin terbang melintasi gurun sahara, mengabarkan berita naif yang ku baca
Tuhan....
biarlah aku cukup bersamaMu
karna hanya Engkau yang menawarkan cinta sejati...
seperti 9 tahun lalu, ketika kubungkam erat hatiku...
dan kupersembahkan untukMu...
hanya.
ketika kubuka.. ternyata aku pedih, kecewa dan tersungkur.
Maka waktu ini, aku akan seperti dulu. Hanya untukMU.
Hanya...
biarlah cukup denganMu.
tak perlu yang lain.
denganMu, pelukMU, Belai itu, tak terduakan... SEJATI
Maaf jika ketika hatiku terbuka, Kau pergi semata tak mau diduakan.
sekarang aku tau rasanya itu. Maka, denganMU saja semua sirna...
tak ada tempat jiwa.. selain ENGKAU
SEJATI

dia, yang diikat dengan akad ternyata bukan juga sejati, bukan
tak bisa memiliki semuanya. hanya DIA sejati itu.
Meski telah kuperjuangkan demi melintasi samudra, kukayuh perahu di atas awan dengan airmata pun tak berarti apa2.
Meski belantara itu mencibiri perjalanan ini dengan angkuh kokohnnya... namun kaki yang melaju ini sekarang ringkih juga.
maka, Sang MAha Kuasa akan memberikan kaki yang kokoh ketika berjalan rindu padaNYA.

Ohh... Fathimah yang suci... Pemimpin Perempuan2 seluruh dunia.
terimakasih untuk contoh dari mu.
tentang rasa yang hanya bisa diukur dengan rasa.

Senin, 08 Februari 2010

karya baru....

Kapan nie karya2 baru lahir lagi dari ide seorang Yosi? jawabnya adalah pembuktian dari niat2. Mimpi2 itu harus selalu diulangi dan dikejar terus... sampai kemanapun. Meski hari berganti, tahun berganti, dan statuspun berganti, ambisi tetaplah ambisi. Cita2 itu harus terwujud.
Apa rencananya judul2nya?

Minggu, 07 Februari 2010

Zaman saling rebut

Entah kenapa sekarang aku sendiri yang mengalami sebuah era dimana manusia saling berebut dengan sesamanya. Untuk hal yang ingin dia dapatkan, meskipun itu bukan miliknya. terbukti kemarin, tanggal 7 feb 2010 sewaktu pulang dari rumah mertua di gerlong. pas mau belok masuk ke gang rumah, tiba2 seseorang menarik tas tang kebetulan ada diantara q dan suami sewaktu naek motor.

Kamis, 04 Februari 2010

Nongkrongin masalah orang...


enak bener ya orang yang selalu nongkrongin masalah org lain. ini adalah org yang selalu bilang kalo dirinya yang benar dan orang lain yang salah.... hahahaa... biarin aja, biar dia pengen dengan apa yang lagi kita kerjain. biarin semakin kita eksis di suatu tempat yang menakjubkan yang belon pernah dilihat oleh orang itu. Hihiii.. selamat menikmati rasa penasaran dan rasa ingin tau yang berujung pada kata2 yang tak masuk akal ya... ini adalah pentuk kepuasan dari dalam hati yang diawali dari ketidakpuasan anda terhadap apa yang saya lakukan.. selamat menikmatinya.... Jika anda masih penasaran... maka, jangan cuman duduk dan liat aja dunk... ini membuat rasa penasaran anda tak surut. Malah pasang, ntar kalo tsunami gimana dunk... mau tenggelam oleh arus zaman yang berubah.... hahaha... kasian banget, makanya bikin dunk segera bahtera ilmu dalam diri anda, jangan bisanya hanya mengamati dan mencemooh apa yang dilakukkan oleh orang laen...
Perubahan yang bikin kerusakan dan kemunduran Zaman. Ini sangat ironis kawan... Seharusnya ketika ada fasilitas, otak kita lebih lancar menuangkan ide dan konsep. Jangan sekadar bermain2 dengan fasilitas itu. Hanya buka yang tak perlu2 saja, bagian kebebasan itu adalah ketika ide mengembara menuju belahan duni ayang tak ada orang yang tau. Membelah dasar samudra yang luas...

degub2 masa lalu...

Selalu saja ada yang patut untuk dikenang, dalam perjalanan hidup yang teramat pendek ini. Tentang sang aku yang menapaki tangga2 hidup, melintasi samudra sosialisasi dan menyertakan jiwa di dalamnya. Saat berinteraksi dengan jiwa2 yang juga mengembara di bumi Tuhan ini. Rasanya pengembaraan itu ramai dengan gurat senyum dan manifest gurauan beberapa teman seperjalanan.
Ada juga, wajah2 spesial yang menerobos raga, menuju kedalaman jiwa. Menjadi kisah klasik untuk masa depan. Teman, seperti kado dari Tuhan untuk menemani

Rabu, 03 Februari 2010

saatnya berkontempelasi

Perenungan akan diri mustahil dilakukan saat kacau menghampiri. Saat tenang adalah waktu yang baik untuk menyadari siapa kita sebenarnya. Bukan juga melakukan ini saat orang lain sudah mengatakan tentang apa yang terjadi pada kita. namun lebih bermakna dan berbobot apabila kondisi kita berada dalam fase stabil. Kondisi tak termanufer dari kalangan apapun di sekitar kita menjadikan hasil perenungan diri menjadi lebih objectif dan terarah.. Tetapi memang, ada kecenderungan hasilnya kurang mengena pada hal yang menjadikan kita sadar akan kelemahan diri.
Maka, menyediakan waktu untuk sekadar mngetahui diri asli kita sangatlah penting dan berguna untuk inovasi jiwa agar tak mandeg di tengah arus zaman dan berkembangnya variant emosional manusia lain di sekitar kita. Selain itu, kita juga bisa jadi orang bijak yang menyandarkan laku pada keseimbangan alam yang tolerant

Selasa, 02 Februari 2010

Mati rasa

Lebih baik membunuh perasaan sendiri dari pada menancapkan paku di dada orang lain.
Begitukah selanjutnya sebuah hati milik sendiri hrs dihentikan tugasnya dalam merasakan nuansa apapun demi menjaga sebuah sosialisme di kalangan manusia? Hidup di bumi manusia memang selalu ada saja goncangan, yang menandakan bumi itu berputar.