Senin, 23 Agustus 2010

Saatnya kembali pada asi

Beberapa minggu ini, putriku Cenna harus menelan susu Formula karena aku mulai bekerja. Keputusanku memberikan susu formula sebenarnya belum final juga. mungkin karena aku belum banyak tau tentang gmna sie asi itu, cara pemberian dan lainnya. Terus, ada juga tetanggaku yang bilang kalau banyak dipompa payudaranya jadi pecah2 n pori2nya gede. Malahan, temenku yang juga punya baby bilang, kalau dipompa asinya memuat kandungan emosional kurang bagus ke babynya. Dua pernyataan itu rupanya semakin menguatkan langkah "keyakinan"ku di jalan formula. Namun keyakinan yang meragukan justru menjadi landasanku untuk membelikannya juga.

Namun, beberapa hari yang lalu, keyakinanku yang meragukan ini akhirnya rontok jga saat q chat di FB dengan seniorku. Dia bilang, loh knapa harus mempersulit diri dengan formula, knapa g dipompa aja asinya, dulu waktu ibu kerja, alhamdulillah smua anakku dapet asi eksklusif kok... pompa aja..." kata2 ini yang kemudian membuyarkan ikatan yakin yg meragu itu. saat itu juga aku mulai browsing tentang asi, dam mendapat artikel tentang memompa asi, menyimpan dengan benar dan peralatan tentang asi.

Berbekal kesalahan itu akhirnya mulai hunting pemompa... pengennya yang merk medela, kata salah seorang ayah di sebuah artikel bloh, medela bagus karena memili banyak




Selain itu, aku sebenernya sempet khawatir juga sie dengan Cenna yang berkurang minum. Kalau dulu masih ada aku (belum mulai kerja) takaran asinya 90ml bisa sampai 3 atau 4 kali minum. Dan sekarang saat q sudah bekerja dan ia diasuh sementara ma neneknya, takarannya berkursng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar