Selasa, 26 Januari 2010

Pokoknya Puasss... dada lapang

Yah... begitulah... sedari pagi tadi aku mencoba bilang kata BEBAS... pada diriku sendiri, menulis kata BEBAS di FB... mengaitkan di otak kata itu kuat2. teruss... seharian juga aku ingat2 lagunya Ahmad Danii about BEBAS.... Wah.. keren... rasanya dada ini plong... lepas... bebas... menghirup hawa kemenangan yang seperti bebas...
Bahkan ketika dengar berita2 ato kabar2 ato kata2 yang biasanya kurasakan kurang pas... sekarang menjadi biasa saja. tidak mempengaruhi jiwa. Mungkin inilah yang disebut lapang.. Hah... terimakasih Allah.... terimakasih karena telah Kau lapangkan hatiku dan Kau tanamkan tenang dalam jiwaku...Maka kokohkanlah smua ini.. dan hamparkan aku pada samudra kebebasan yang Kau Ridhoi. Alirkan aku pada muara yang KehendakMu. Jika aku boleh meminta, jadikan semua kedamaian dan kebebasan ini seperti biduk yang menaungi Harapan yang muncul semata2 karena Kehendak yang telah Kau tanam.. Biduk yang kokoh dan tak gampang terombang-ambing keadaan. Yang lurus mengarungi jalan itu. Agar Engkau ridho pada kami, dan kami pun ridho akan kehendak itu.
Kalaupun orang lain begini dan begitu, bebaskanlahkami pada jalan yang te;ah kami tempuh dan menjadi sukses dalam jalan itu.

Senin, 25 Januari 2010

kalkulasi masa depan

Sinopsis kecil si orang kecil


Sinopsis diartikan

Silaturahmi ala bisnis


Katanya, kalo mau nyontoh orang, maka banyak2lah silaturahmi pada orang itu, yahh... paling ga sapa mereka lewat chating, kalo belum kenal, cobalah untuk kenal dan memulai bertanya kabar dan sebagainya yang dapat memulai pembicaraan ke arah yang anda inginkan.
begitu juga dengan bisnis, rasanya tak syah bila tidak sering bersilaturahmi. Ternyata, mustahil orang dapat mengenal kita, jika kita terus berada di dalam rumah, tak pernah bergaul membuat kita dan bisnis kita akan semakin mengkerut terlindas arus perkembangan global yang pesat. Bisnis mustahil dilakukan oleh orang yang tak bisa mengakrapkan diri dengan lingkungan dan alam. Karena sesungguhnya manusia adalah makhluk sosial yang utuh. yang selalu bisa bercita2 untuk maju dan berkembang.
Busnis yang sehat adalah yang memiliki grafik naik. Yang selalu dibutuhkan dan menjadi agenda utama di setiap pembicaraan. Tapi memang tak semua bisnis yang baik yang menjadi pembicaraan. Namun, paling tidak orang yang membutuhkannya selalu ingin bersinggungan dengan bisnis kita.
Jika kita mampu meneropong bisnis yang saat ini sedang naik daun, mereka tak ubahnya seperti gurita yang semakin besar. Bagaimana semua itu bisa berjalan bahkan menggerakkan roda dunia, berpengaruh dalam setiap lini kehidupan? semakin dalam kita pelajari, bisnis ini tak ubahnya seperti udara yang mengalir sampai k paru2 setiap makhluk.
Lihat saja bisnis mode. Mereka bisa begitu cepat "bergaul" dengan pasar. Mereka bahkan menguasai hajat hidup orang banyak. Masyarakat disibukkan dalam hal itu. Mereka menciptakan trend dan mode yang menampilkan suatu standar hidup, sehingga orang berlomba untuk memenuhi standar tersebut dengan bekerja. Dan jangan salah, industri tekstil saat ini telah menyerap jutaan bahkan milyaran manusia di muka bumi ini. Mereka kemudian menjadi desaigner, perancang pakaian, penjahit, pegawai pabrik garmen, buruh pabrik, penjual kain, pemasok kain, petani kapas, kurir bahan baku, pengusaha jasa kepabeanan demi untuk pelayanan terhadap ekspotir dan importir, semua berputar seberkembangnya trend dan permintaan mode baju. Sehingga gerak mode ini menjadi semakin besar dan mempengaruhi bidang yang lain. Industri kimia menjadi menggurita dan excelent disebabkan permintaan berbagai bahan kimia untuk pakaian. Arus perdagangan dan design seni aksesoris pakaian menjadi seperti idea yang selalu baru demi menampilkan kecanggihan yang diidamkan perkembangan berpikir.
Begitulah pada akhirnya bisnis menjadi ladang untuk mempengaruhi kehidupan. Sedangkan jika kita mencari model silaturahmi yang bermanfaat, elegan, dan berpengaruh, mungkin kita bisa memilih silaturahmi ala bisnis.

Jangan membatasi Rejeki


Ya Allah... berikanlah rejeki yang halal dan barokah.... dan cukupkanlah kami dengan pemberianMu itu, jagalah kami dari sifat boros membelanjakannya berlebihan dan tak sesuai dengan tempatnya." berdoa adalah senjata utama untuk tetap bersamaNya.
"Memintalah maka Aku akan memberi" kata Allah... dalam buku suciNya. ya, meminta pada Allah, bersandar hanya padaNya. hanya itu sebaik2 manusia, setelah itu tawakal, dan berserah, kemudian ridho dengan apa yang diberikan. meminta dengan ikhlas, mengharapkan Dia memberi dan Yakin akan pemberianNya. Hmmmm.... menenangkan, sambil tak membatasi permintaan itu. Karena Allah Maha Luas... Dia Maha Besar. Maka jangan sekali2 membatasi pemberiannya, dengan pikiran2 kita, dengan logika2 kita yang mampu berfikir pada batas tertentu. Tuhan itu tak bisa di batasi. Karena segalanya adalah milikNya. dan Dia memberikan kepada siapa yang dikehendakiNya, dan menangguhkan pemberian dari siapa yang dikehendakiNya. Dia Maha Tau kebutuhan seseorang. Kalau dia mau, Maka Dia akan memberikan semuanya yang diperlukan tanpa meminta.
Meminta pada Tuhan atas rejeki misalnya, menurut saya ada 2 cara, yang pertama dengan memohon melalui kata2, dan yang kedua adalh memohon melalui kerja nyata, usaha atau ikhtiar tanpa henti. Karena Dia Tak akan merubah nasip suatu kaum tanpa usaha dari kaum itu. Jelaskah permintaan akan sempurna melaui usaha dan doa.
Ibarat dengan manusia, kita akan susah dan lama jika meminta pada orang yang tak kita kenal. Namun jika orang itu dekat terlebih hubungan kita baik dengannya, maka rasa segan itu sedikit akan berkurang dalam diri kita, sebaliknya teman yang akan menolong kita akan mudah memberikan bantuan ketimbang orang yang sedikit dikenalnya. Analogi ini mungkin mewakili pemikiran kita akan Pemberian Allah Pada kita, namun, tentu Allah akan sangat berbeda dengan itu semua, karena Dia Rahmatanlil'alamin, Dia mengenal satu persatu makhlukNya. Dia Maha Berkasih sayang. Dia tak pernah lalai pada makhlukNya. maka dari itu meminta dengan kadar kedekatan lebih banyak akan lebih memudahkan kita mendapatkan kasih sayangNya

Minggu, 24 Januari 2010

Masih suka Marah....

Marah itu katanya tidak baik untuk kesehatan, apalagi kalo lg hamil, malahan yang ekstrim bilang, jangan sekali-kali marah!!! nanti ga baek buat si kecil... Tapi pau bagaimana lagi, rasanya diredanm dalam bentuk apapun sulit sekali kalo marah sedang melanda. ini adalah fitrah manusia kan... Menurut seorang ahli spiritual, marah itu jangan ditahan, karena itu adalah bentuk kasih sayang Tuhan, marah itu fitrah manusia yang memiliki rasa. Yang memiliki nafsu, akal dan banyak hal yang dia miliki. inilah kewajaran. Mungkin seperti tertawa, tertawa mana mudah buat ditahan, melihat sesuatu yang lucu, otomatis syaraf di otak kita memproses. dan timbullah respon tertawa itu. menangispun saya rasa juga begitu. Jadi, tak ada yang salah dengan kemarahan. dengan catatan, manusia diberikan pilihan akan dirinya jika terjadi fenomena2 seperti ini. Apakah ia mau menjadi seorang yang bijak atau justru menjadi karakter makhluk yang tanpa nurani dan adab yang baik. inilah yang kemudian membedakan manusia yang makhluk lain dalam penciptaannya. Jika makhluk lain, semisal hewan karena marah lantas membunuh temannya sendiri, maka ia secara pertanggungjawaban akan terbebas. Bagaimanapun juga, hewan tanpa nurani, tanpa akal yang bisa membedakan yang baik dan yang buruk, yang layak dan yang tak layak. Dan dalam dunia hewan, tak ada hukum yang menuntut segala rupa pertanggungjawaban.
Berbeda dengan manusia

Kamis, 21 Januari 2010

Cinta seluler

Kecanggihan tekno sekarang memungkinkan terjadinya cinta dalam duni aseluler, maya, mahkan tak ketemu pun bisa menghasilkan muatan cinta yang hampir sama dengan saat bertemu. Begitu juga ketika ibu ku mengungkapkan kerinduannya padaku, selalu menggunakan telephon saat ingin berbicara, tentang apa saja, mulai dari berita penting sampai ke hal2 remeh temeh hanya untuk ngoomongin kabar orang yang ga perlu, haha... mungkin gosip sekarang kurang menarik kalau dibicarakan dengan tetangga atau orang yang sering kita jumpai.
Begitulah ternyata telp begitu besar jasanya mengantarkan kerinduan kami pada satu titik waktu yang langsung. Harga..?? hmmm itu bukan masalah, karena pada waktu2 tertentu, pihak provider memberikan layanan diskon yang lumayan murah. inilah yang kemudian membuat jarang begitu tak berarti.
Dulu, sebelum aku dan suami bertemu di dalam satu kota, kami sempat lama berpisah jarak. Mas di bandung dan aku di Padang, tapi komunikasi tetap terjalin dengan sms atau telp. inilah yang membuat rasa itu tersulam menjadi harapan yang begitu besar. terbang seperti melintasi samudra jika kami bertemu di udara.
Kecanggihan seperti sangat memudahkan kita untuk melakukan banyak hal dalam waktu yang singkat.

Rabu, 20 Januari 2010

Kasus...!!!

Walah... bumi ini semakin banyak kasus aja, sepertinya tiap hari tak bisa terelakkan sebuah kejadian baik yang baik maupun yang buruk terjadi. bukan tiap hari deh, bahkan tiap detik, jika saja bisa kita pantau, pasti deh kita akan menemukan kasus2 itu

Senin, 11 Januari 2010

Negeri Siti Nurbaya

Lama ketika menyinggahi kota ini selama beberapa tahun, seolah aku dibagi dengan seluruh adat yang dimilikinya. Padang dan semua adat yang unik itu telah juga memberiku nafas2 cinta dan kerinduan. Nyanyian burung di atap rumah gadang itu membawa ku jauh dari keramaian pulau jawa. Tinggal di padang mengikuti arah angin, seperti nuansa yang tak habis dari rekaman batinku. Negeri Siti nurbaya ini mengajarkan filosofis hidup yang penuh gaya bahasa, dan arti.

Rabu, 06 Januari 2010

Seni itu membunuh!!


"Ah.. kalo mau kaya, jangan sekali2 suka seni atau sekolah di bidang seni, kau akan tau nasibmu setelah khalayak meninggalkanmu dengan alasan seni itu murah!!!"
masih aku ingat kata seorang buruh packing di sebuah perusahaan negara yang bergeraak di bidang perposan. Baru beberapa bulan memang dia bekerja disana, namun aku sering bertukar pikiran tentang seni justru dengan si bapak ini. Dia mulai di pakai oleh kantorku karena memang hasil packingnya rapi dan kuat.
Perkenalan kami membawa sebuah percakapan yan membuka nalar dan rasa seni yang menjangkit di jiwaku selama ini, dan menelorkan pertanyaan yang buatku sulit. Kenapa seni itu membunuh? jika seni itu buruk, kenapa dunia hanya bisa berputar melalui seni?
Si bapak tukang packing ini ternya seorang lulusan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Jogja. Kotanya orang seni dan tempatnya para pakar seni sejak sebelum masehi bahkan. Buktinya, candi borobudur mewakili satu keajaiban dari 7 keajaiban dunia. Letaknya kebetulah tak jauh dari kota istimewa itu.
Perjalanan seninya sebenarnya bukanlah semata diawali dari ASRi, sejak muda, beliau aktif dalam berbagai acara seni, oh iya, beliau mendalami lukis, pahat patung dan sejenisnya. Sejak di padang, aktivitasnya menciptakan karya tak lepas dari bakatnya yang sudah mendarah daging sejak jecil. Ia membuat berbagai lukisan dan patung yang juga ikut dipamerkan bersama banyak seniman ranah minang ini. kemudian untung tak dapat ditolak, dia memperoleh beasiswa dari pemerintah untuk melanjutkan sekolahnya di ASRI. Namun, beasiswa tinggallah beasiswa, orang tua yang kurang mampu masih menjadi ganjalan karena bagaimana pun sekolah juga butuh keperluan sehari2. Berbekal tekat yang kuat, pada akhirnya ia bisa menginjak tanah jawa dengan mengorbankan lukisan dan patung2 karyanya yang dijual murah.
Maka mulailah perjalanan seni itu menjadi bagian terindah dalam hidupnya. Jawa masih menyisakan tempat baginya dan karya2 nya untuk bernafas dan menggeliat lincah. "Dulu ketika masih di ASRI, saya sering ikutan lomba2, pameran dan ketemu sama seniman dan pelukis hebat." kenangnya seolah masa itu masih menari dalam ingatannya. "bahkan dengan penulis novel itu!" sambil menunjuk sebuah novel yang sedang kubawa ini.
Tentu saja aku menjadi lebih aneh lagi. orang ini tak mengada ada.
katanya lagi, penulis itu tinggal tak jauh juga dari tempatku tinggal, entah nama tempatnya aku sudah lupa lg. Tapi yang jelas, ia tau jika penulis "Aku, buku dan sepotong sajak cinta" ini adalah bukan penulis biasa
" Dia seorang seniman idealis yang pernah kujumpai, pawakannya kurus dan selalu naik sepeda onthel. Dia orangnya agak cuek tapi kalo berdebat, matilah lawannya dengan argumennya yang memikat dan penuh isi" si bapak tukang packing kayu ini menceritakan dengan nada tinggi yang seolah dia sangat mengenalnya.
Dan anehnya, semua paparannya tentang penulis ini memanglah demikian adanya, aku memahaminya karena aku membaca ceritanya yang miris itu sebagai tokoh nyata dalam novelnya sendiri. Ia menceritakan dirinya dan idealismenya tentang buku, tentang tulisan, dan banyak hal tentang idealisme yang tak laku di negeri ini.
Mungkin konteksnya tak jauh apa yang dialami oleh bapak tukang paking kayu di kantorku ini. Dan kenapa aku bisa merasakan semua itu, karena aku juga mengalami nasib yang sama dengan mereka. Bahwa aku menjauh dari seni dan bekerja di bidang lain, Logistik!!
bedanya, si bapak tukang Paking itu kalah dengan desakan orang tuanya kemudian pulang ke padang dan menjadi buruh seadanya. Kemudian si penulis itu kalah dengan lingkungan yang selalu menepiskannya dari seni dan tulisan, Sedang aku, kalah oleh ketidakmampuanku memulai seni itu sendiri.
Mungkin dari ketiga tokoh di atas, akulah yang terparah, belum apa2 sudah taklhuk pada bayangan masa depan yang entah. Dan parahnya, sebenarnya dalam diriku ini selalu ada gambaran kesuksesan dija aku lebih serius dan fokus pada seni. Apa karena aku pobi dengan kalimat "Seni itu Membunuh!!"

Jika kenyataannya....

Kenapa setiap kali ingin protes, padahal kita belum mengeluarkan segenap kemampuan untuk menjadi yang terbaik. Setiap kali mengadu, setiap kali itu pula selalu ingin begini dan begitu. Padahal kita sudah diatur di jalan yang telah dikehendakiNya. Dia Mau kita begini. Lewat jalan yang telah dipilihkanNya buat kita.
Bersedia memenuhi semua yang Dia perintahkan, tanpa pilih2, itulah hamba. Pemandangan yang sedikit pengetahuan tentangnya terkadang menjadi sesuatu yang indah di mata. Namun, hal yang kita punya menjadi kabut dan tak tampak berkilau. Mungkin ini yang dinamakan tak bersyukur. Padahal anugrah ini sungguh luar biasa. Hidup penuh nikmat ini seharusnya patut dibanggakan.

Selasa, 05 Januari 2010

Bingung

Menjadi ibu adalah sesuatu yang membahagiakan, melebihi kepuasan apapun, hmmm... melahirkan dan merawat sendiri sang buah hati sangatlah indah. Apalagi melihat pertumbuhan si kecil dari hari ke hari, hmmm sunggguh keadaan yang paling didambakan.
Bila semua itu menjadi kenyataan, ada kenyataan lain yang jg membuat semua hal tadi menjadi tertunda.
Beberapa hal yang mendasari beloknya rencana. Dan apakah aku akan mengalaminya? G bisa merawat si kecil dengan tangan ini, memberinya asi di setiap kesempatan... Hmmm